Senin, 07 Februari 2022

Kasih Sayang Adalah Segalanya

CINDY JULIANI

8E  

    “Kasih Sayang Adalah Segalanya”      


Huuurr………huuurr……. 

Brak……..brak………….. (bunyi jendela tertiup angin)  


Pada malam hari Roni duduk sendirian dengan perasaan gundah di kamarnya yang gelap. 

Setiap malam Roni mendengar pertengkaran ayah dan ibunya sehingga membuat Roni 

amat sedih dan berdampak pada kepribadiannya. Di sekolah Roni dikenal sebagai anak

yang pendiam sehingga dijauhi oleh teman-temannya. 

Pagi hari Roni bangun tidur dan bersiap untuk berangkat ke sekolah yang diantar oleh 

ibunya.

Setelah sampai di sekolah Roni mencium tangan ibunya dan melambaikan tangannya.

“Dadah Mama!!”, ucap Roni sambil jalan.  


Sesampainya di sekolah, Roni langsung menuju kelas dan mengambil kursi paling 

belakang. Ia selalu saja tidak fokus belajar di kelas. Ia selalu menjahili, mengganggu

dan membuat suasana gaduh di kelas sehingga membuat ia dijauhi oleh 

teman-temannya karena sikap nakalnya itu.  

Pada hari Rabu waktu jam olahraga telah tiba.

Pagi itu ibu guru meminta pelajaran olahraga praktik melempar bola di lapangan. 

Pelajaran olahraga adalah pelajaran favorit Roni, apalagi jika belajar di lapangan. 

Sehingga ia sangat antusias dan langsung bergegas menuju lapangan.  

Sesi melempar bola pun di mulai hingga ………….. 

Duk!!! suara bola menghantam kepala temannya. Ia tidak sengaja menendang keras 

bola sehingga mengenai kepala temannya.  


Roni merasa bersalah dan pergi ke pojok taman. Ia membenturkan kepalanya ke pohon 

berkali-kali sambil berkata.

“Maafkan aku…….maafkan aku…” gumam Roni.  

Setelah kejadian di lapangan tersebut, orang tua si anak tadi mengetahui bahwa anaknya 

terlempar bola sehingga marah-marah pada guru dan langsung pergi dengan nada kesal.  

Lalu ibu guru mulai mencari keberadaan Roni dengan khawatir. Ia sesekali menanyai 

keberadaan Roni pada teman-temannya.  

“Dimana Roni?” tanya bu guru kepada anak-anak.

“Di taman bu….” Jawab anak-anak serempak.

Ibu guru langsung bergegas menuju taman melihat roni sedang membenturkan kepalanya 

di pohon sambil menangis. Bu guru menarik Roni dan membawanya ke ruang guru.  

“Ini, minum dulu, Roni.” Ucap bu guru kepada Roni sambil menyodorkan

 segelas air.

“Baik bu.” ucap Roni sambil mengusap air matanya.

Bu guru tidak tega melihat Roni lalu menelpon orang tuanya untuk datang ke sekolah.  

Ibu roni langsung datang dan berbincang dengan bu guru untuk menanyakan apa 

yang terjadi.

“Bagaimana ibu guru? Apa yang terjadi pada Roni?” tanya ibu Roni kepada bu 

guru dengan nada khawatir.

Ibu guru menceritakan kejadian yang sebenarnya lalu menyuruh Roni dan ibunya pulang. 

Keesokan harinya, ibu Roni dipanggil oleh sekolah untuk mengkomunikasikan 

kepribadiaan Roni yang kian hari makin meresahkan. 

Ibu roni dan ibu guru berbincang 

“Bagaimana ibu? Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak saya?”  tanya ibu 

Roni kepada bu guru.

“Roni sebenarnya anak yang baik ibu, namun saya bingung kenapa Roni sangat 

tidak fokus belajar” ucap bu guru menjelaskan kepada ibu Roni

“Haaaa…..?” ibu Roni sangat kaget mendengar hal itu. 

“Padahal di rumah Roni anak yang rajin, belajar tepat waktu dan penurut ibu. 

Tetapi memang Roni anak yang pendiam bu, dia sering menyendiri di kamar” 

cerita ibu Roni.

“Apakah ayah Roni tidak pernah bermain dengan Roni bu?” 

“Tidak. Semua urusan rumah tangga dan anak, saya sendiri yang kerjakan bu, 

karena ayahnya sibuk bekerja”, terang ibu Roni.

“Apakah itu yang mempengaruhi sikap Roni, ibu?” 

“Bisa jadi bu, kadang-kadang saya juga bertengkar dengan ayah Roni di depan 

Roni dan sepertinya itu membuat ia murung”, ibu Roni menjelaskan.

“Sebaiknya diskusikan pada ayah Roni mengenai sikapnya pada Roni sehingga

menyelesaikan permasalahan”, saran bu guru kepada ibu Roni.

“Baik ibu”, ibu Roni mengiyakan.

Perbincangan tersebut berisikan solusi bagaimana mendidik anak dengan baik dengan 

memberikan motivasi belajar, lingkungan yang mendukung dan kasih sayang dari orang 

tuanya. Ibu Roni berterima kasih kepada bu guru. Kemudian ibu Roni bergegas pulang 

dan menunggu ayah Roni pulang bekerja untuk mendiskusikan sikap Roni.  


Setelah Roni tertidur, ibu Roni berbicara hangat dengan ayah Roni. Ia menceritakan 

bagaimana sikap Roni di sekolah. Setelah mendengar penjelasan dari ibu Roni, ayah 

Roni menjadi sedih. Ia sangat bersalah menjadi seorang ayah. Setelah 

berbincang-bincang tentang hal tersebut, orang tua Roni mencari solusi agar anaknya 

menjadi anak seperti anak yang lainnya.  

Bertepatan dengan hari ulang tahun Roni pada hari Minggu besok, orang tua Roni 

ingin memberi kejutan kepada anaknya. Mereka ingin merayakan ulang tahun Roni 

di sekolah bersama teman-temannya. Dengan membawakan kue kesukaan Roni, 

balon-balon dan topi ulang tahun.  


Hari ulang tahun Roni tiba, Roni tiba-tiba teringat jika ia berulang tahun. Namun ia

merasa sedih karena orang tuanya tidak mengucapkan selamat ulang tahun.   

Setelah sampai disekolah  

“Haaaaaaa………” Roni terkejut.

Orang tua dan teman-temannya berkumpul dan memakai topi ulang tahun serta ada 

kue ulang tahun yang lezat dan dinding dihiasi balon ulang tahun. Mereka serentak 

menyanyikan lagu ulang tahun untuk Roni. Kemudian memotong kue dan berfoto 

bersama untuk mengabadikan momen. 


Kasih sayang dari orang tua dan lingkungan sangat penting dalam tumbuh kembang 

anak.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar